STRUKTUR SENYAWA
ABSTRAK
Telah dilakukan
percobaan berjudul “Struktur Senyawa” yang bertujuan untuk menyusun model
senyawa berdasarkan rumus molekulnya, menggambarkan dalam bentuk tiga dimensi,
menggambarkan rumus untuk setiap senyawa berdasarkan model molekul, menulis rumus
titik elektron untuk setiap rumus struktur dan menuliskan rumus titik elektron
yang sesuai dengan elektron valensinya. Prinsip kerjanya adalah melakukan
pengamatan terhadap bentuk-bentuk kimia, yaitu ikatan tunggal, ikatan rangkap
dua dan ikatan rangkap tiga. Hasil percobaan ini adalah terbentuknya medel tiga
dimensi, rumus struktur dan rumus titik elektron dari senyawa H2, Cl2,
Br2, I2, HCl, HBr, CH4, CCl4, CH2I2,
NH3, H2O2, N2H4, NH2O4,
CH3OH dan CH3NH3 yang masing-masing senyawa
membentuk ikatan tunggal.
PENDAHULUAN
1.1. Pendahuluan
Di
kehidupan ini sangat banyak unsur-unsur dan senyawa yang terdapat disekitar
manusia. Setiap senyawa tersebut ada yang merugikan dan ada juga yang
menguntungkan, ada yang mudah di dapat dan ada yang sulit di dapat. Senyawa
yang sangat melimpah di alam misalnya seperti O2 yang sangat
dibutuhkan oleh manusia untuk bernafas.
Para
ilmuwan-ilmuwan terdahulu telah melakukan berbagai penelitian untuk mengetahui
bentuk struktur senyawa. Hingga akhirnya mereka dapat menggambarkan
senyawa-senyawa tersebut seperti yang di kenal selama ini. Memang
struktur-struktur tersebut masih menjadi misteri bagaimana bentuk sebenarnya.
Karena struktur-struktur yang ada hanyalah hasil imajinasi para ilmuwan
terdahulu.
1.2. Tujuan Percobaan
Tujuan
dari percobaan ini adalah menyusun model senyawa berdasarkan rumus molekulnya,
menggambarkan dalam bentuk tiga dimensi, menggambarkan rumus struktur
berdasarkan model molekulnya, menuliskan rumus titik elektron berdasarkan
elektron valensinya, serta menulis rumus struktur dan titik elektron tiap model
senyawa.
1.3. Manfaat Percobaan
Manfaat
dari percobaan ini adalah agar mengetahui bagaimana cara menyusun atom-atom
kimia dalam bentuk tiga dimensi senyawa dengan ikatan tunggal, ikatan ganda
dua, dan ikatan ganda tiga. Agar dapat menuliskan rumus elektron valensinya.
TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan
sifat-sifat fisikanya, unsur dibagi dalam tiga kelas: logam, nonlogam, dan
metaloid. Unsur yang menunnjukkan kilap logam bila dipoles dan dapat ditempa
(dipalu menjadi lembaran tipis), dapat diulur menjadi kawat, dan bersifat
penghantar panas dan listrik digolongkan dalam logam. Unsur yang tidak memiliki
sifat-sifat ini disebut nonlogam. Unsur dalam kelas diantaranya disebut
metaloid, atau unsur tapal batas, kelas ini memiliki beberapa sifat yang
menyerupai logam dan beberapa yang menyerupai nonlogam.
Dari
rumus senyawa seperti H2O, H2O2, HCl, NaCl,
CaCl2, NH3, CH4, CO, CO3, FeO dan
Fe2O3, jelas bahwa atom-atom dari unsur yang berlainan
mempunyai kemampuan yang berlainan dalam mengikat satu sama lain. Kemampuan
bersenyawa suatu unsur disebut valensi. Pernah valensi didefinisikan sebagai
banyaknya atom hidrogen yang dapat bersenyawa dengan satu atom itu dalam
membentuk senyawa. Seperti ditandai oleh rumurs-rumus dalam H2O,
oksigen diberi valensi 2 dalam HCl, klor diberi valensi 1, dan dalam NH3
dan CH4, nitrogen dan karbon masing-masing diberi valensi 3 dan 4.
Ketika
atom elektronegativitasnya sama atau mirip berinteraksi, perpindahan elektro
tidak terjadi. Jenis ikatan apa yang terbentuk jika elektron valensi dapat
ditarik dari satu atom menuju atom lain tetapi tidak seluruhnya. Teka-teki yang
lebih besar terjadi pada pembentukan molekul diatomik homoenuklir. Misalnya,
molekul H2 cukup stabil, dengan energi disosiasi ikatan sebesar 432
kJ mol-1, meskipun molekul ion terdiri atas dua atom yang sama.
Tidak ada kemungkinan transfer muatan bersih dari satu atom ke atom lainnya
untuk membentuk ikatan ionik. Penjelasan mengenai kestabilan H2 ini
datang dari jenis ikatan lain, yaitu ikatan kovalen yang timbul dari pemakaian
elektron secara bersama (elektron patungan) oleh atom-atom yang bersangkutan.
Konsep
ikatan kovalen diperlukan karena unsur-unsur dalam golongan III sampai V pada
tabel berkala (terutama dalam dua periode pertama) hanya memiliki kecenderungan
kecil untuk membentuk ion dibandingkan unsur yang terletak di sisi kiri dan
kanan tabel tersebut. Apa yang terjadi bila atom dengan nilai
elektronegativitas yang setara itu membentuk ikatan? Misalnya, K
(elektronegativitas 0,82) dan F (elektronegativitas 3,98) mudah membentuk KF
lewat ikatan ionik. Sekarang perhatikan interaksi karbon (elektronegativitas 2,55)
dan hidrogen (elektronegativitas 2,20) dalam membentuk metana (CH2)
tidak seperti senyawa ionik, zat ini merupakan gas pada suhu kamar, bukan
padatan. Pendinginan metana sampai suhu rendah mengembunkan senyawa ini menjadi
padatan dan molekul CH4, masih mempertahankan identitasnya. Metana
hanya sedikit larutan dalam air, tetapi senyawa ini tidak dapat mengion. Jadi
tidak ada gunanya berpikir bahwa metana merupakan senyawa organik yang terdiri
atas ion C+ dan ion H+. Metana adalah senyawa noninik.
Model
lewis untuk senyawa kovalen dimulai dengan memahami bahwa elektron tidak
dipindahkan dari satu atom ke atom lain dalam senyawa nonionik tetapi atom-atom
tersebut berbagi elektron untuk membentuk ikatan kovalen. Misalnya, hidrogen
dan klorin berkombinasi membentuk senyawa kovalen hidrogen klorida. Ini dapat
dinyatakan dengan diagram Lewis untuk molekul produknya; elektron valensi dari
setiap atom diredistribusikan sehinggan satu elektron dari atom hidrogen dan
satu dari atom klorin digunakan bersama oleh kedua atom itu. Dua titik yang menyatakan pasangan elektron
ini diletakkan dia antara lambang untuk kedua unsur itu.
Perhatikan
ikatan pada ion molekul . Spesies poli atom
yang paling sederhana ini memang stabil tetapi agak reaktif eksperimen maupun
perhitungan teoritis memang setuju bahwa panjang ikatan R2 untuk H –
H adalah 1.06 amplitudo dan energi disosiasi M adalah 255.5 kJ mol-1.
Untuk menjelaskan keberadaan kita harus menggunakan model klasik mengenai
ikatan kimia. Elektron dianggap sebagai titik bermuatan negatif yang
berinteraksi dengan dua inti hidrogen yang berjarak R. Elektron mengarahkan
gaya tarikan Coulumb pada inti. Jika elektron terletak di antara keduanya, gaya
itu cenderung mendekatkan kedua inti, dengan demikian, memperkuat ikatan. Akan
tetapi, jika elektron ini terletak diluar
wilayah antara inti-inti itu gaya tolak antara muatan positif cenderung
menjauhkan kedua inti, jadi, memperlemah ikatan. Berdasarkan gambaran sederhana
ini, ikatan kovalen terjadi bila sebagian besar waktu elektronnya dihabiskan di
daerah di antara kedua inti sehingga elektron itu diputuskan bersama oleh kedua
inti. Sebaliknya jika sebagian besar waktu elektron dihabiskan di luar wilayah
kedua inti, ikatan menjadi lemah dan molekul cenderung berdisosiasi.
Diagram
Lewis menyatakan bagaimana ikatan menghubungkan atom-atom dalam molekul, tetapi
mereka tidak menunnjukan geometri keruangan molekul itu. Molekul amonia tidak
planar (menyebidang), tetapi piramidal, misalnya, dengan atom nitrogen pada
puncaknya. Molekul air mempunyai geometri bengkok, bukan lurus. Geometri tiga
dimensi dapat dinyatakan dengan model bola dan tingkat.
Dalam
molekul oksigen, setiap atom mempunyai enam elektron valensi, sehingga agar
setiap atom mencapai konfigurasi oktet, dua pasang elektron harus digunakan
bersama, menghasilkan ikatan rangkap di antara dua atom.
Satu
cara untuk membuat rumus bangun Lewis untuk suatu molekul kovalen ialah dengan
pertama menulis diagram titik elektron untuk tiap atom dari rumus molekul.
Kemudian atom-atom itu digambar ulang lebih dekat satu sama lain sehingga
atom-atom itu mempersekutukan pasangan-pasangan elektron untuk membentuk suatu
struktur dalam mana semua atom mematuhi aturan oktet atau aturan dua. Untuk
menggambarkan pendekatan ini, akan didiagramkan struktur-struktur Lewis untuk
hidrogen peroksida, H2O2, etana, C2H4,
metil alkohol dan CH3OH. Dalam tiap senyawa ini, hidrogen dengan
hanya satu elektron dalam tingkatan utama pertama, membentuk hanya satu ikatan
kovalen dengan atom lain dengan menggunakan sepasang elektron bersama-sama.
Karena itu atom-atom selain hidrogen saling berkaitan.
Semua
atom dalam molekul untuk nama struktur Lewisnya telah ditulis, dihubung-hubungkan
dengan ikatan tunggal. Suatu ikatan tunggal ialan ikatan kovalen dalam mana
hanya sepasang elektron dipersahamkan antara kedua atom itu.
Disamping
ikatan tunggal antara atom-atom, lazim dijumpai ikatan ganda. Misalnya dalam
beberapa senyawa terdapat ikatan rangkap, dalam mana dua atom menggunakan
bersama-sama dan pasangan elektron.
Data
eksperimen yang diperoleh untuk kedua senyawa yang lazim, etilena, C2H2;
dan karbon dioksida CO2 menunnjukkan bahwa masing-masing molekul itu
besifat amolekul ini digabung sehingga masing-masing mempersahamkan sepasang
elektron, masih tersisa elektron-elektron yang tak berpasangan. Dengan membuat
kedua elektron ini berpasangan untuk mematuhi aturan delapan, akan diperoleh
pasangan elektron kedua (dari) ikatan rangkap itu.
Dua
molekul yang cukup dikenal, untuk mana eksperimen mensyaratkan adanya iktan
ganda tiga adalah asetilema, C2H2, dan nitrogen. Bila
atom-atom molekul ini digabung sehingga sepasang elektron digunakan
bersama-sama, maka akan tersisa elektron
ini diperpasang untuk mematuhi aturan delapan, maka akan diperoleh dua pasangan
tambahan ikatan ganda tiga itu.
Suatu
ikatan kovalen dalam mana kedua elektron disumbangkan oleh salah satu atom
disebut ikatan kovalen koordinasi. Untuk menggambarkan kasus ini, tulislah dulu
rumus bangun hidrogen nitrit, HNO2, yang juga dikenal sebagai asam
nitrit. Untuk senyawa ini, sebagaimana juga untuk kebanyakan asam yang
mengandung hidrogen dan satu oksigen atau lebih, diketahui adanya ikatan O-H.
Aturan
oktet berlaku terutama untuk unsur-unsur periode kedua. Pengecualian antara
oktet dapat dibagi ke dalam tiga kategori, yang ditandai oleh oktet tak
lengkap, jumlah elektron ganjil, dan terdapat lebih dari delapan elektron di
sekitar atom pusat.
Pada
beberapa senyawa, jumlah elektron disekitar atom pusat dalam suatu molekul
stabil bisa kurang dari delapan. Misalnya berilium, unsur periode kedua dari
golongan 2A, memiliki konfigurasi elektron 1s22s2. Be
mempunyai dua elektron valensi pada orbital 2s. Dalam fasa gas, berilium
hidrida terdapat sebagai molekul terpisah. Struktur Lewis BeH2 adalah:
H
– Be – H
Dapat
dilihat bahwa hanya ada empat elektron disekitar atom Be, dan tidak mungkin
untuk memenuhi aturan oktet untuk Be dalam molekul ini.
Unsur-unsur
dalam golongan 3A, khususnya boron dan alumunium, juga cenderung untuk
membentuk senyawa yang mana atom B atau Al dikelilingi oleh kurang dari delapan
elektron. Misalnya, boron mempunyai total tiga elektron valensi karena
konfigurasi elektronnya adalah 1s22s22p1.
Dengan unsur halogen, boron membentuk senyawa dengan rumus umum BX3
dengan X adalah atom hidrogen.
Jumlah
elektron valensi yang lebih besar dari delapan disekitar satu atom bisa ditemui
dalam beberapa senyawa. Oktet yang dperluas hanya diperlukan untuk atom-atom
dari unsur-unsur dalam periode ketiga ke atas. Di samping orbital 3s dan 3p,
unsur-unsur dalam periode ketiga juga mempunyai orbital 3d yang dapat digunakan
untuk membentuk ikatan. Salah satu senyawa dengan oktet yang diperluas adalah
sulfur heksafluorida (SF6) yang merupakan senyawa yang sangat
stabil. Konfigurasi elektron pada sulfur adalah (Ne)3s23p6.
Keenam elektron valensi dari S dalam molekul SF4 masing-masing
digunakan untuk membentuk satu ikatan kovalen dengan atom fluorin, sehingga
terdapat dua belas elektron disekitar atom pusat S.
DAFTAR PUSTAKA
Oxtoby,
David W dkk. 1998. Prinsip-Prinsip Kimia Modern Edisi Keempat Jilid I. Jakarta:
Erlangga
Keenan,
Charles W dkk. 1979. Ilmu Kimia untuk Universitas Edisi Keenam Jilid I.
Jakarta: Erlangga
Ralph.Pettruci.1967.Kimia
Dasar 1.Jakarta:Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar