Rabu, 25 Desember 2013

Paragraf


2.1 Pengertian Paragraf
            Paragraf merupakan sekumpulan kalimat yang saling berkaitan antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lainnya. Paragraf juga disebut sebagai karangan singkat, karena dalam bentuk inilah penulis menuangkan ide atau pikirannya sehingga membentuk topik atau tema pembicaraan.
            Dalam satu paragraf terdapat beberapa bentuk kalimat, yaitu kalimat pengenal, kalimat utama ( kalimat topik ), kalimat penjelas dan kalimat penutup. Kalimat-kalimat ini terangkai menjadi satu kesatuan yang dapat membentuk gagasan.
            Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan satuan informasi dengan pikiran utama sebagai pengendalinya dan pikiran penjelas sebagai pendukungnya. Kalimat-kalimat di dalam paragraf itu harus disusun secara runtun dan sistematis, sehingga dapat dijelaskan hubungan antara kalimat yang satu dan kalimat lainnya dalam paragraf itu.

2.2 Ciri-Ciri Paragraf
            Paragraf merupakan kumpulan kalimat yang berisi satu gagasan. Paragraf merupakan jalan yang ditempuh penulis untuk menyampaikan buah pikirannya. Tidak semua kumpulan kalimat bisa di kategorikan sebagai paragraf. Oleh karena itu, perlu bagi penulis untuk mengetahui ciri-ciri paragraf agar bisa membedakan kumpulan kalimat yang berupa paragraf dan bukan paragraf. Adapaun ciri-ciri paragraf adalah sebagai berikut :
1. Kalimat pertama bertakuk ( block style ) ke dalam 5 ketukan spasi untuk jenis karangan biasa, misalnya : surat. Dan delapan ketukan untuk jenis karangan ilmiah formal, misalnya : makalah, skripsi, desertasi, dll.
2. Karangan berbentuk lurus dan tidak bertakuk ditandai dengan jarak spasi merenggang, satu spasi lebih banyak daripada antar baris lainnya.
3. Paragraf menggunakan pikiran utama ( gagasan utama ) yang dinyatakan dalam bentuk kalimat topik.
4. Setiap paragraf mengunakan sebuah kalimat topik dan selebihnya merupakan kalimat pengembang yang berfungsi menjelaskan, menguraikan atau menerangkan pikiran utama yang ada dalam kalimat topik.
5. Paragraf menggunakan pikiran penjelas ( gagasan penjelas ) yang dinyatakan dalam kalimat penjelas. Kalimat ini berisi detail-detail kalimat topik. Paragraf bukan kumpulan kalimat-kalimat topik. Paragraf hanya berisi satu kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas. Setiap kalimat penjelas berisi detail yang sangat spesifik dan tidak mengulang pikiran penjelas lainnya. ( Obat Kafe.blogspot.com ).

2.3 Fungsi Paragraf
            Paragraf mempunyai arti dan fungsi yang sangat penting. Dengan paragraf itu, pengarang dapat mengekspresikan keseluran gagasan secara utuh, runtun, lengkap, menyatu, dan sempurna sehingga bermakna dan dapat dipahami oleh pembaca sesuai dengan keinginan penulisnya. Adapun fungsi-fungsi paragraf adalah sebagai berikut :
1.      Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis dalam satu kesatuan.
2.      Menandai peralihan ( pergantian ) gagasan naru bagi karangan yang terdiri beberapa paragraf, ganti paragraf berarti ganti pikiran.
3.      Emudahkan pengorganisasian gagsan bagi penulis dan memudahkan pemahaman bagi pembacanya.
4.      Memudahkan pengembangan topik karangan kedalam satuan-satuan unit pikiran yang lebih kecil.
5.      Memudahkan pengembalian variabel terutama karangan yang terdiri atas beberapa variabel.
6.      Mengungkapkan informasi tertentu dengan gagasan utama sebagai pengendalinya.

2.4  Syarat-Syarat Pembentukan Paragraf
            Menurut Widjono ( 2005:167 ), paragraf yang baik harus memenuhi syarat kesatuan, kepaduan, ketuntasan, keruntutan, dan konsistensi penggunaan sudut pandang. Syarat-syarat paragraf tersebut harus ter dapat dalam sebuah paragraf sehingga kalimat-kalimat dalam paragraf saling terkait antara kalimat yang satu dengan kalimat lainnya.
            Syarat-syarat paragraf dapat dapat mencerminkan keutuhan informasi yang disampaikan paragraf. Pencerminan ini dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk dan cara. Cara penyampaian inilah yang membedakan satu paragraf dengan paragraf yang lain. Untuk itu sebuah paragraf harus benar-benar mencerminkan syarat-syarat yang sudah disampaikan.
1.      Kohesi → Kesatuan : Menyatakan satu hal.
a.       Kalimat Utama
b.      Kalimat Penjelas
2.      Koherensi → Kepaduan/kekompakan: kompak tertuju kepada satu hal.
a.       Repetisi                 : Kepaduan paragraf dan kata kunci
b.      Kata Ganti                        : Menghindari monotoni/bervariasi
c.       Kata Transisi         : Penyambung antarkalimat
3.      Menggunakan metode pengembangan paragraf tertentu.
Metode pengembangan paragraf terbagi atas :
Ø  Metode Klimaks-Antiklimaks
Ø  Metode Pandangan
Ø  Metode Perbandingan dan Pertentangan
Ø  Metode Analogi
Ø  Metode Contoh
Ø  Metode Proses
Ø  Metode Sebab-Akibat
Ø  Metode Umum-Khusus
Ø  Metode Klasifikasi
Ø  Metode Definisi Luas
Suatu paragraf dianggap bermutu dan efektif mengkomunikasikan gagasanyang didukungnya apabila paragraf itu lengkap, artinya mengndung pikiran utama dan pikiran penjelas. Disamping itu sama halnya dengan kalimat, paragraf harus memenuhi persyaratan tertentu. Adapun syarat-syarat tersebut antara lain :

1.Kesatuan (Unity)
            Yang dimaksud dengan kesatuan atau unityadalah bahwa paragraf tersebut harus memperliatkan dengan jelas suatu maksud atau sebuah tema tertentu. Kesatuan disini tidak boleh diartikan bahwa saja hanya memuat satu hal saja. Jadi kesatuan disini bukan berarti satu atau singkat kalimatnya, melainkan berarti kalimat-kalimat yang ada dalam paragraf tersebut menyatu untuk mendukung pikiran utama sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh.

2.Kepaduan (Koherensi)
            Syarat kedua yang harus dipenuhi sebuah paragraf adalah bahwa paragraf tersebut harus mengandung koherensi atau kepaduan yang baik. Kepaduan yang baik itu terjadi apabila hubungan timbal balik antar kalimat-kalimat yang membina paragraf tersebut, baik, wajar, dan mudah dipahami tanpa kesulitan.
            Kepaduan bergantung dari penyusuna detail-detail dan gagasan-gagasan sekian macam sehingga pembaca dapat melihat dengan mudah hubungan antar bagian-bagian tersebut. Jika sebuah paragraf tidak memiliki kepaduan, maka pembaca seolah-olah hanya menghadapi suatu kelompok kalimat yang masing-masing berdiri lepas dari yang lain, masing-masing dengan dengan gagasannya sendiri, bukan suatu uraian yang integral.
            Dengan demikian kalimat-kalimat dalam paragraf bukanlah kalimat-kalimat yang dapat berdiri sendiri. Kalimat-kalimat tersebut harus mempunyai hubungan timbal balik, artinya kalimat pertama berhubungan dengan kalimat kedua, kalimat kedua berhubungan dengan kalimat ketiga, demikian seterusnya.

3.Kejelasan
            Suatu kalimat dikatakan lengkap, apabila kalimat topik ditunjang oleh sejumlah kalimat penjelas. Kalimat-kalimat penjelas penunjang utama atau penunjang kedua harus benar-benar menjelaskan pikiran utama. Cara mengembangkan pikiran utama menjadi paragraf serta hubungan antar kalimat utama dengan kalimat penjelas (detil-detil penunjang) dapat dilihatb dari urutan rinciannya. Rincian itu dapat diurut secara urutan waktu (kronologis), urutan logis, terdiri atas sebab-akibat, akibat-sebab, umum-khusus, khusus-umum, urutan ruang (spasial), urutan proses, contoh-contoh dan dengan detail fakta.      

2.4.1.  Kesatuan Paragraf ( Kesatuan Pikiran )
            Kesatuan adalah tiap paragraf hanya mengandung satu pokok pikiran yang diwujudkan dalam kalimat utama. Kalimat utama yang diletakkan di awal paragraf dinamakan paragraf deduktif. Kalimat utama yang diletakkan di akhir paragraf dinamakan paragraf induktif.
Finoza ( 2002:149) mengatakan bahwa sebuah paragraf dikatakan mempunyai kesatuan jika seluruh kalimat dalam sebuah paragraf hanya membicarakan satu pokok pikiran atau satu masalah. Jika dalam sebuah paragraf terdapat kalimat yangmenyimpang dari masalah yang sedang dibicarakan, berarti dalam paragraf itu terdapat lebih dari satu pokok pikiran.
            Keraf ( 2001:67 ) mengatakan bahwa kesatuan adalah memperhatikan dengan jelas suatu maksud atau sebuah tema. Kesatuan disini tidak boleh diartikan bahwa ia hanya memuat satu hal saja. Kesatuan paragraf ialah paragraf tersebut harus memperhatikan dengan jelas suatu maksud atau sebuah tema tertentu. Sebuah paragraf yang memiliki kesatuan bisa saja mengandung beberapa hal atau beberapa perincian, tetapi semua unsur tadi hatuslah bersama-sama digerakkan untuk menunjang sebuah maksud tunggal atau sebuah tema tunggal.
            Untuk menjamin adanya kesatuan paragraf, setiap paragraf hanya berisi satu pikitan. Paragraf dapat berupa beberapa kalimat. Tetapi, seluruhnya harus merupakan kesatuan, tidak satu kalimat pun yang sumbang, paragraf akan rusak kesatuannya.
            Kesatuan paragraf merupakan bagian karangan yang terdiri atas beberapa kalimat yang berkaitan secara utuh dan padu serta membentuk satu kesatuan pikiran. Apabila sebuah paragraf itu bukan sebuah paragraf deskriptif atau naratif, secara lahirian  unsur paragraf itu berupa :
1.      Kalimat topik atau kalimat utama
2.      Kalimat pengembang atau kalimat penjelas
3.      Kalimat penegas
4.      Kalimat klausa, prosa, dan pehubung
Dalam sebuah karangan yang utuh, fungsi utama paragraf yaitu :
1.      Untuk menandai pembukaan atau awal ide/gagasan baru
2.      Sebagai pengembangan lebih lanjut tentang ide sebelumnya, atau
3.      Sebagai penegasan terhadap gagasan yang diungkapkan terlebih dahulu.

2.4.2.  Kepaduan Paragraf
            Syarat kedua yang harus ada dalam sebuah paragraf adalah adanya koherensi atau kepaduan susunan pada pertautan makna. Koherensia atau kepaduan paragraf akan terwujud jika aliran kalimat yang satu ke kalimat lain berjalan mulus dan lancar. Menurut Alex dan Achmad ( 2011:218), kepaduan ialah kekompakan hubungan antara sebuah kalimat dan kalimat lain yang membentuk paragraf itu, atau koherensi atau kepaduan yang baik dari aspek makna.
            Menurut Widjono ( 2005:169 ), paragraf dinyatakan padu jika dibangun dengan kalimat-kalimat yang berhubungan logis. Hubungan pikiran-pikiran yang ada dalam paragraf menghasilkan kejelasan struktur dan makna paragraf. Hubungan kalimat tersebut menghasilkan paragraf menjadi satu padu, utuh, dan kompak. Kepaduan ini dapat dibangun melalui repetisi ( pengulangan ) kata kunci atau sinonim, kata ganti, kata transisi, dan bentuk paralel.
            Untuk mencapai kepaduan sebuah paragraf, langkah-langkahnya adalah kemampuan merangkai kalimat sehingga bertalian secara logis dan padu dengan menggunakan kata penghubung. Terdapat dua jenis kata penghubun, yaitu :
1.      Kata penghubung intrakalimat
2.      Kata penghubung antarkalimat
Kalimat penghubung intrakalimat adalah kata yang menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat. Contohnya karena, sehingga, tetapi, sedangkan, apabila, jika, maka.
Kalimat penghubung antarkalimat adalah kata yang menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya. Contohnya oleh karena itu, kemudian, namun, selanjutnya, bahkan

2.4.2.1. Pengulangan Kata Kunci
            Pengulangan kata kunci merupakan hal yang diperlukan dalam mengembangkan sebuah paragraf. Alwi ( 2001:11 ) mengatakan bahwa kepaduan paragraf dapat dibangun dengan tidak mengulang kata atau ungkapan yang sama setiap kali diperlukan. Kata atau ungkapan yang sama itu sesekali dapat disebut kembali dengan menggunakan kata kuncinya atau dengan menggunakan kata lain yang bersinonim dengan kata atau ungkapan itu. Widjono ( 2005:169 ) mengatakan bahwa semua kalimat dalam paragraf dihubungkan dengan kata kunci atau sinonimnya. Kata kunci atau sinonim yang telah disebutkan dalam kalimat pertama diulang pada kalimat kedua, ketiga, dan seterusnya. Dengan pengulangan itu, paragraf menjadi padu, utuh, dan kompak. Pengulangan kata kunci terdiri dari pemilihan kata dari konselor yang bisa menekankan pernyataan konseli secara lisan, dan kemudian mengulanginya dengan kata-kata. Pengulangan konselor bisa dalam bentuk pernyataan,yang berarti bahwa perubahan suara tidak mengubah seluruh artikulasi kata. Pengulangan kata kuncin juga dapat diekspresikan menggunakan pertanyaan, yang merupakan komunikasi lebih terbuka, konselor menginginkan konseli mengembagkan topik tertentu yang sedang dibahas.
            Dalam paragraf kata kunci berfungsi untuk mengikat makna sehingga menghasilkan paragraf yang jelas makna dan strukturnya. Pengulangan kata kunci memiliki tujuan agar kalimat yang satu dengan kalimat lainnya saling berhubungan.

2.4.2.2   Kata Ganti
ganti ( pronomina ) adalah segala kata yang dipakai untuk menggantikan kata benda atau kata yang dibendakan. Penggolongan kata ganti biasanya dibedakan menjadi 6, yaitu:
1.       Kata ganti orang ( pronomina persona )
a.       Kata ganti orang pertama ialah kata ganti untuk orang yang berbicara/si pembicara, selanjutnya disebut “kata ganti orang pertama”.
Contoh :
            o  Tunggal : Aku / Saya
            o  Jamak : Kami / Kita
b.      Kata ganti orang kedua ialah kata ganti untuk lawan bicara atau yang diajak berbicara, selanjutnya disebut “kata ganti orang kedua”.
Contoh :
            o  Tunggal : Engkau / Kau
            o  Jamak : Kamu

c.       Kata ganti orang ketiga ialah kata ganti untuk orang yang sedang dibicarakan atau yang menjadi bahan pembicaraan, selanjutnya disebut “kata ganti orang ketiga”.
Contoh :
            o  Tunggal : Ia / Dia
            o  Jamak : Mereka

2.       Kata ganti empunya ( pronomina posesiva )
            Kata ganti empunya ialah segala kata yang menggantikan kata ganti orang dalam kedudukan sebagai pemilik. Kata ganti empunya selalu menyatakan kepunyaan/pemilik.
Macam-macam kata ganti empunya :
a)         Kata ganti orang pertama tunggal / jamak
Contoh :
o   Tunggal : ku → bukuku
o   Jamak : kami → rumah kami
b)        Kata ganti orang kedua tunggal / jamak
Contoh :
o   Tunggal : bapak, adik, paman, saudara, dll
o   Jamak : ibu-ibu, saudara-saudara, dll
c)         Kata ganti orang ketiga tunggal / jamak
Contoh :
o   Tunggal : nya → bukunya
o   Jamak : mereka → buku mereka

3.       Kata ganti petunjuk ( pronomina demonstrativa )
            Kata ganti penunjuk ialah segala kata yang menunjukkan letak suatu benda atau yang dibendakan.
Macam-macam kata ganti penunjuk :
Pembagian kata ganti penunjuk didasarkan pada letak / tempat benda.
1.    Menunjuk letak di tempat si pembicara dengan menggunakan kata ini.
2.    Menunjuk letak di tempat lawan bicara dengan menggunakan kata itu.
Contoh :          Sana                            disana                          kesana
                        Sini                              disini                           kesini
                        Situ                              disitu                           kesit

4.       Kata ganti penghubung ( pronomina relativa )
Kata ganti penghubung ialah kata ganti yang merangkaikan kata benda dengan kata yang menerangkan kata benda tersebut.
Contoh :
o   Bunga merah → bunga yang merah
o   Bawang putih → bawang yang putih
o   Rumah kami → rumah tempat kami
o   Lemari es → lemari tempat es
Jadi kata ganti penghubungnya yang dan tempat.
Fungsi kata ganti penghubung yang :
  Menyatakan makna sebenarnya
  Menyatakan pengertian “untuk umum”
  Sebagai penunjuk
  Kata ganti penanya
  Sebagai kata sandang / pengganti

5.       Kata ganti penanya ( pronomina interogativa )
Kata ganti penanya ialah kata ganti yang menyatakan tentang orang atau keadaan.
Macam-macam kata ganti penanya :
            o           Apa ( untuk menanyakan benda )
                  o           Mana ( untuk menanyakan pilihan )
            o           Siapa ( untuk menanyakan orang )
a)    Kata ganti penanya apa
Untuk menanyakan macam / jenis benda
            Contoh : Bola apa itu?                                    ( Bola karet )
   Menanyakan wujud benda
            Contoh : Ikan paus makan apa?          ( Daging )
     Menanyakan alat
            Contoh : Dengan apa kau pukul dia?  ( Kayu )
    Menanyakan maksud / tujuan
            Contoh : Untuk apa benang itu?         ( Mengikat )
b)   Kata ganti penanya siapa
Untuk menanyakan orang atau sesuatu yang dianggap orang.
            Contoh : Siapa yang datang itu ?        ( Ali )
c)    Kata ganti penanya mana
Kata ganti penanya untuk menanyakan pilihan orang atau barang.
            Contoh : Yang mana kau beli ?           ( Yang ini )
1.    Menanyakan asal
            Contoh : Dari mana kalian ?               ( Dari desa )

6.      Kata ganti tak tentu ( pronomina intermeinativa )
   Kata ganti tak tentu ialah kata-kata yang menggantikan atau menunjukkan tempat suatu benda / orang dalam keadaan tidak tentu atau umum.
Contoh :
              Suatu saat pasti dia akan sadar
             Salah satu boleh masuk, jangan semua
             Tiap hari mereka berkumpul


2.4.2.3  Kata Transisi
Kata transisi adalah konjungtor atau perangkai, baik yang digunakan untuk menghubungkan unsur-unsur dalam sebuat kalimat maupun untuk menghubungkan kalimat-kalimat dalam sebuah paragraf. Melalui penggunaan kata-kata ini, hubungan antara satu gagasan dan gagasan yang lain dalam sebuah paragraf dapat dinyatakan secara tegas. Kalimat-kalimatnya mungkin sama, tetapi kata transisi tertentu dan susunan tertentu akan mengubah informasi atau gagasan yang ditampilkan.

2.4.2.4  Struktur Paralel
Keparalelan struktur kalimat dapat pula membangun ciri kepaduan kalimat-kalimat di dalam sebuah paragraf. Banyak cara yang dapat digunakan untuk membangun keparalelan struktur ini, antara lain menggunakan bentuk kata kerja yang sama atau menggunakan majas repetisi.

2.4.3   Ketuntasan
Paragraf yang baik adalah paragraf yang tuntas. Artinya, di dalam paragraf itu telah tercakup semua yang diperlukan untuk mendukung gagasan utama. Ini berarti pula bahwa paragraf yang baik harus telah dikembangkan sedemikian rupa sehingga pembaca tidak bertanya-tanya tentang maksud penulis dalam paragraf itu.
Seberapa jauh ketuntasan pengembangan paragraf itu? Sayang tidak ada rumusan yang jelas mengenai hal itu. Bisa jadi sebuah paragraf amat panjang, tetapi belum tuntas. Bisa jadi pula paragraf itu cukup pendek, tetapi sudah tuntas. Yang penting adalah bahwa setelah membaca paragraf itu, pembaca mendapat informasi yang lengkap tentang isi paragraf itu. Ingatlah bahwa yang penting di dalam paragraf adalah adanya gagasan utama yang biasanya dinyatakan dalam kalimat topik.

2.4.4   Keruntutan
Urutan penyajian informasi dalam paragraf yang baik mengikuti tata urutan tertentu. Ada beberapa model urutan penyajian informasi dalam paragraf dan tiap-tiap model mempunyai kelebihan masing-masing. Model-model urutan itu adalah urutan waktu, urutan tempat, urutan umum-khusus, urutan khusus-umum, urutan pertanyaan-jawaban, dan urutan sebab-akibat. Setiap model urutan akan dibicarakan secara rinci dalam bagian yang membicarakan jenis-jenis dan pengembangan paragraf. Untuk menjelaskan prinsip keruntutan ini, pada bagian ini dicontohkan dua macam keruntutan saja, yaitu keruntutan atas urutan tempat dan keruntutan atas urutan waktu.
Yang disebut prinsip keruntutan pada dasarnya adalah menyajikan informasi secara urut, tidak melompat-lompat sehingga pembaca mudah mengikuti jalan pikiran penulis. Untuk paragraf itu yang menggunakan model urutan tempat, misalnya, hendaklah informasi tentang objek itu disajikan secara horizontal, seolah-olah pandangan mata penulis bergerak dari arah kiri ke kanan, atau sebaliknya atau bisa juga secara vertikal dari bawah keatas atau sebaliknya. Yang penting adalah bahwa informasi disajikan secara berurut berdasarkan dimensi ruang.

2.4.5   Konsistensi Sudut Pandang
Dalam karang mengarang, konsistensi sudut pandang itu sangat penting artinya. Seorang penulis harus menentukan lebih dahulu sudut pandangnya terhadap calom pembaca agar ia dapat memilih gaya penulisan yang tepat. Paragraf yang baik hendaknya mempertahankan sudut pandang penulis dalam membahas permasalahan yang diutarakannya. Jika sudah dipastikan bahwa pembaca tidak dilibatkan secara eksplisit sebagai mitra tutur, pilihan itu harus dipertahankan sampai akhir karangan. Demikian pula sebaliknya.




2.5              Jenis-Jenis Paragraf

2.5.1 Jenis Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Topik

Berdasarkan letak kalimat topiknya, paragraf di bedakan ke dalam empat jenis, yaitu: (1)paragraf deduktif

(2)paragraf induktif

(3) paragraf deduktif-induktif

(4) paragraf penuh kalimat topik (Fenoza, 2002:154 dalam Subhaini,    2          2013:133).

Paragraf deduktif merupakan paragraf yang menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu, lalu menyajikan rincian mengenai permasalahan atau gagasan paragraf (urutan umum-khusus). Paragraf induktif merupakan paragraf yang menyajikan penjelasan terlebih dahulu, barulah diakhiri dengan pokok permasalahan (urutan khusus-umum). Paragraf deduktif-induktif merupakan paragraf yang letak kalimat pokoknya pada bagian awal dan akhir faragraf, dan paragraf penuh kalimat topik merupakan paragraf yang seluruh kalimatnya berupa kalimat umum. Jenis paragraf penuh dengan kalimat topik sering juga di sebut dengan paragraf deskriptif. Paragraf deskriptif adalah paragraf yang menempatkan kalimat utama di semua kalimat. proses penempatan kalimat utama ini diwujudkan secara tersirat maknanya. (Subhayni, 2013:133)

 

2.5.2 Jenis Paragraf Berdasarkan Urutannya

Berdasarkan urutannya, paragraf dibedakan ke dalam tiga jenis, yaitu:

(1) paragraf pembuka

(2)paragraf isi

(3)paragraf penutup (Alwi, 2001:33 dalam Subhayni, 2013:133).

  Ketiga paragraf tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari stuktur karangan. Paragraf pembuka merupakan paragraf yang terletak pada awal karangan. Paragraf ini berfungsi mengantarkan pokok bahasan yang hendak di sampaikan pada paragraf  berikutnya, yaitu paragraf isi. Paragraf isi merupakan paragraf yang terletak diantara paragraf pembuka dan penutup. Fungsinya adalah untuk mengembangkan pokok persoalan yang telah ditentukan. Paragraf penutup merupakan paragraf yang terletak pada bagian akhir karangan. Fungsi paragraf penutup untuk mengakhiri atau menutup karangan .

Penulisan paragraf pembuka, paragraf isi, dan paragraf penutup memerlukan keterampilan yang matang. Keterampilan menulis paragraf ini untuk memudahkan seseorang dalam mengaitkan antara satu paragraf dengan paragraf yang lain. Ketiga paragraf ini harus saling berkaitan dalam membicarakan satu permasalahan. Paragraf pembuka tidak dapat memisahkan diri dari paragraf isi dan penutup, begitu juga sebaliknya. 

2.5.2 Jenis Paragraf Menurut Sifat Isinya

Jenis-jenis paragraf berdasarkan tujuannya dapat dibedakan atas :
1. Paragraf argumentasi
2. Paragraf eksposisi
3. Paragraf deskripsi
4. Paragraf persuasi
5. Paragraf naratif
2.5.2.1  Paragraf Argumentasi
Paragraf argumentasi adalah paragraf yang berisi ide/gagasan dengan diikuti alasan yang kuat untuk menyakinkan pembaca.
·         Ciri-ciri Paragraf Argumentasi
1.    Bersifat nonfiksi /ilmiah.
2.    Bertujuan menyakinkan orang lain bahwa apa yang dikemukakan merupakan     kebenaran.
3.    dilengkapi bukti-bukti berupa data, tabel, gambar, dll.
4.    ditutup dengan kesimpulan.
o     Macam/Pola Pengembangan Paragraf Argumentasi
·     Pola Pengembangan Sebab – Akibat
Adalah paragraf yang mula-mula bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai sebab yang diketahui lalu bergerak maju menuju pada suatu kesimpulan sebagai efek akibat. Ditandai dengan kata–kata sebab, karena, disebabkan, dikarenakan, dll.
·      Pola Pengembangan Akibat- Sebab
Adalah paragraf yang mula-mula bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai akibat yang diketahui. Kemudian bergerak menuju sebab-sebab yang mungkin telah menimbulkan akibat tadi.
2.5.2.2  Paragraf Deskripsi
Paragraf deskripsi adalah paragraf yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu dengan tujuan agar pembaca seakan-akan bisa melihat, mendengar, atau merasakan sendiri semua yang ditulis oleh penulis
·                  Ciri-Ciri Paragraf Deskripsi
Menggambarkan/melukiskan objek tertentu (orang, tempat, keindahan alam dll). Bertujuan agar pembaca seolah-olah melihat sendiri objek yang diceritakan.
·                  Macam /Pola Pengembangan Paragraf Deskripsi
Deskripsi objektif adalah paragraf deskripsi yang dalam penggambaran objeknya tidak disertai dengan opini penulis.
Deskripsi subjektif adalah paragraf deskripsi yang dalam penggambaran objeknya disertai dengan opini penulis.
Deskripsi spasial adalah paragraf yang menggambarkan objek secara detail khususnya ruangan, benda, atau tempat.
Deskripsi waktu adalah paragraf yang dikembangkan berdasarkan waktu peristiwa cerita tersebut.

2.5.2.3   Paragraf Ekspositif
Paragraf ekspositif adalah paragraf yang bertujuan untuk menjelaskan dan menerangkan sesuatu permasalahan kepada pembaca agar pembaca mendapat gambaran yang sejelas-jelasnya tentang sesuatu permasalahan yang dimaksud pengarang.
·           Ciri-Ciri Paragraf Ekspositif
- Bersifat nonfiksi/ilmiah.
- Bertujuan menjelaskan/memaparkan.
- Berdasarkan fakta.
- Tidak bermaksud mempengaruhi.
o     Macam/Pola Pengembangan  Paragraf Ekspositif
·         Pola umum-khusus (deduksi)
Adalah paragraf yang dimulai dari hal –hal yang bersifat umum kemudian menjelaskan dengan kalimat –kalimat pendukung yang khusus.
·                  Pola khusus-umum (induksi)
Adalah paragraf yang dimulai dari hal-hal yang bersifat khusus kemudian menjelaskan dengan kalimat-kalimat yang bersifat umum.
·                      Pola perbandingan
Adalah paragraf yang membandingkan dengan hal yang lain, berdasarkan unsur kesamaan dan perbedaan, kerugian dengan keuntungan, kelebihan dengan kekurangan. Kata hubung (jika dibandingkan dengan, seperti halnya,demikian juga, sama dengan,selaras dengan,sesuai dengan).
·                      Pola pertentangan/kontras
Adalah paragraf yang mempertentangkan dengan gagasan lain. Kata hubung (biarpun, walaupun, berbeda, berbeda dengan, akan tetapi, sebaliknya, melainkan, namun, meskipun begitu).
·                      Pola analogi
Adalah paragraf yang menunjukkan kesamaan-kesamaan antara dua hal yang berlainan kelasnya tetapi tetap memperhatikan kesamaan segi/fungsi dari kedua hal tadi sebagai ilustrasi.
·                      Pola pengembangan proses
Adalah pola pengembangan paragraf yang ide pokok paragrafnya disusun berdasarkan urutan proses terjadinya sesuatu.
·                      Pola pengembangan klasifikasi
Adalah pola pengembangan paragraf dengan cara mengelompokkan barang-barang yang dianggap mempunyai kesamaan-kesamaan tertentu.
·                      Pola pengembangan contoh/ilustrasi
Adalah paragraf yang berfungsi untuk memperjelas suatu uraian, khususnya uraian yang bersifat abstrak. Kata penghubung (contohnya, umpamanya, misalnya).
·                      Pola pengembangan difinisi
Adalah paragraf yang berupa pengertian atau istilah yang terkandung dalam kalimat topik memerlukan penjelasan panjang lebar agar tepat maknanya dilengkapi oleh pembaca.
·                           Pola sebab akibat
Adalah pola pengembangan dimana sebab bisa bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai perincian pengembangannya. Atau sebaliknya, akibat sebagai gagasan utama, sedangkan untuk memahami sepenuhnya akibat itu perlu dikemukakan sejumlah sebab sebagai perinciannya.

2.5.2.5  Paragraf Persuasif
·         Pengertian Paragraf Persuasif
Paragraf persuasif adalah paragraf yang bertujuan meyakinkan dan membujuk seseorang atau pembaca agar melaksanakan /menerima keinginan penulis
·         Ciri-Ciri Paragraf Persuasif
o   ada fakta/bukti untuk mempengaruhi/membujuk pembaca
o   bertujuan mendorong, mempengaruhi dan membujuk pembaca
o   menggunakan bahasa secara menarik untuk memberikan sugesti (kesan) kepada pembaca

3.3.4.      CONTOH-CONTOH PARAGRAF PERSUASI
1.  Beras organik lebih menguntungkan daripada beras nonorganik . Mutu beras organik lebih sehat, awet, dan lebih enak. Selain itu, beras organik tidak mencemari lingkungan karena tidak menggunakan bahan kimia. Keuntungan yang didapat para petani beras organik juga lebih tinggi. Petani beras organik mendapatkan keuntungan 34% dari biaya prduksi, sedangkan petani beras nonorganik hanya mendapat keuntungan 16% dari biaya produksi. Oleh karena itu, mari kita bertani dengan cara organik agar lebih mnguntungkan dan dapat meningkatkan taraf hidup.
2.  Tidak dapat disangkal bahwa praktik berpidato menjadi semacam ‘obat kuat’ untuk membangun rasa percaya diri. Jika rasa percaya diri itu sudah besar, kita dapat tampil tenang tanpa digoda rasa malu, takut, dan grogi. Ketenangan inilah yang menjadi modal utama untuk meraih keberhasilan pidato. Oleh karena itu, marilah kita melaksanakan praktik berpidato agar kita segera memperoleh keterampilan atau bahkan kemahiran berpidato.

3.4.   PARAGRAF NARATIF
Pikiran dan perasaan dapat diungkapkan dalam berbagai bentuk paragraf, salah satunya paragraf narasi/naratif. Paragraf naratif adalah suatu bentuk paragraf yang menceritakan           serangkaian peristiwa yang disusun menurut urutan waktu terjadinya
Paragraf naratif membunyai ciri-ciri sebagai berikut:
·      Ada tokoh, tempat, waktu, tindakan dan suasana yang diceritakan.
·      Adanya sudut pandang penulis.
·      Mementingkan urutan waktu maupun urutan peristiwa.
·      Tidak hanya terdapat dalam karya fiksi (cerpen,novel,roman) tetapi juga terdapat dalam tulisan nonfiksi (biografi, cerita nyata dalam surat kabar,sejarah,riwayat perjalanan)
Macam/pola pengembangan paragraf naratif
1.    Narasi ekspositoris/nonfiksi/informatif adalah cerita yang benar-benar terjadi (cerita kepahlawanan, sejarah, biografi/otobiografi, cerita nyata dalam surat kabar). Narasi ekspositoris adalah karangan narasi yang bertujuan menggugah pikiran pembaca untuk mengetahui apa yang dikisahkan. Dengan demikian, pembaca dapat memperoleh pengetahuan yang luas mengenai apa yang dibacanya.
2.    Narasi sugestif/fiksi/artistik adalah karangan narasi yang berusaha memberikan makna pada suatu peristiwa atau kejadian sebagai suatu pengalaman dan lebih cenderung menggunakan bahasa konotatif untuk memberikan kesan imajinasi. Contoh narasi sugestif adalah bentuk karya sastra, seperti cerpen, novel, atau dongeng.
Paragraf narasi dapat dibangun dengan unsur-unsur berikut:
-          Tema, yaitu pokok pembicaraan yang menjadi dasar penceritaan penulis.
-          Alur (plot), yaitu jalinan cerita, bagaimana cerita itu disusun sehingga peristiwa demi peristiwa dapat terjalin dengan baik.
-          Watak atau karakter, berhubungan dengan perangai si pelaku atau tokoh dalam suatu cerita.
-          Suasana, berhubungan dengan kesan yang ditimbulkan sehingga pembaca dapat ikut membayangkan dan merasakan suasana yang dihadapi pelaku.
-          Sudut pandang berhubungan dengan bagaimana seorang penulis memandang suatu peristiwa. Dia boleh memandang dari sudut andang orang pertama atau orang ketiga.


2.6            Unsur-Unsur Paragraf
Unsur-unsur paragraf dapat berupa masalah, ide pokok, kalimat utama, kalimat penjelas, fakta, atau pun pendapat.
Masalah adalah suatu hal yang harus diselesaikan atau dicari jalan keluarnya.
Ide pokok merupakan gagasan yang mendasari terbentuknya sebuah paragraf. Ide pokok disebut juga gagasan utama atau gagasan pokok. Ide pokok terletak di awal, akhir, awal dan akhir, atau seluruh isi paragraf. Ide pokok dalam suatu paragraf didukung oleh beberapa kalimat penjelas.
Paragraf yang memiliki ide pokok di awal paragraf disebut paragraf dedukti. Paragraf yang memiliki ide pokok di akhir paragraf disebut paragraf induktif. Paragraf yang memiliki ide pokok di awal dan akhir paragraf disebut paragraf campuran. Paragraf yang memiliki ide pokok diseluruh isi paragraf disebut paragraf narasi.
Kalimat utama merupakan kalimat yang berisi ide pokok. Kalimat utama dapat ditemukan di awal, akhir, awal dan akhir, atau di seluruh paragraf. Kalimat penjelas merupakan kalimat yang mendukung atau memperjelas kalimat utama. Kalimat penjelas harus menjabarkan atau memperjelas kalimat utama.

















BAB III
PENUTUP
3.1    Kesimpulan dan saran
·         Paragraf merupakan sekumpulan kalimat yang saling berkaitan antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lainnya. Paragraf juga disebut sebagai karangan singkat, karena dalam bentuk inilah penulis menuangkan ide atau pikirannya sehingga membentuk topik atau tema pembicaraan
·         Ciri-ciri kalimat antara lain:
1. Kalimat pertama bertakuk ( block style ) ke dalam 5 ketukan spasi untuk jenis karangan biasa
2. Karangan berbentuk lurus dan tidak bertakuk ditandai dengan jarak spasi merenggang, satu spasi lebih banyak daripada antar baris lainnya.
3. Paragraf menggunakan pikiran utama ( gagasan utama ) yang dinyatakan dalam bentuk kalimat topik.
4. Setiap paragraf mengunakan sebuah kalimat topik dan selebihnya merupakan kalimat pengembang yang berfungsi menjelaskan, menguraikan atau menerangkan pikiran utama yang ada dalam kalimat topik.
5. Paragraf menggunakan pikiran penjelas ( gagasan penjelas ) yang dinyatakan dalam kalimat penjelas.
·         Paragraf yang baik harus memenuhi syarat kesatuan, kepaduan, ketuntasan, keruntutan, dan konsistensi penggunaan sudut pandang.
·         Kesatuan Paragraf adalah tiap paragraf hanya mengandung satu pokok pikiran yang diwujudkan dalam kalimat utama.
·         Syarat kedua yang harus ada dalam sebuah paragraf adalah adanya koherensi atau kepaduan susunan pada pertautan makna. Koherensia atau kepaduan paragraf akan terwujud jika aliran kalimat yang satu ke kalimat lain berjalan mulus dan lancar.
·         Semua kalimat dalam paragraf dihubungkan dengan kata kunci atau sinonimnya. Kata kunci atau sinonim yang telah disebutkan dalam kalimat pertama diulang pada kalimat kedua, ketiga, dan seterusnya
·         Kata transisi adalah konjungtor atau perangkai, baik yang digunakan untuk menghubungkan unsur-unsur dalam sebuat kalimat maupun untuk menghubungkan kalimat-kalimat dalam sebuah paragraf.
·         Jenis-jenis paragraf berdasarkan tujuannya dapat dibedakan atas : paragraf argumentasi, paragraf eksposisi, paragraf deskripsi, paragraf persuasi, paragraf naratif




DAFTAR PUSTAKA
Subhayni, 2013. Bahasa Indonesia Umum. Homhai: Banda Aceh
Rianfajar,2009.Tersediadi: rianfajar.blogspot.com/2009/10/kesatuan.paragraf.html ( 6 Oktober 2013)
Yadi, 2010. Tersedia di: www.yudi82.com (6 Oktober 2013)
Desy, 2008. Tersedia di: karangan-dhesy.blogspot.com/2008/04/syarat-syarat-pembentukan-paragraf.html (6 Oktober)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar